PANCER KUALA PENET

PANCER KUALA PENET
KUALA PENET

DESKRIPSI KUALA PENET

DESKRIPSI WILAYAH


Provinsi Lampung mempunyai panjang garis pantai kurang lebih sepanjang 1.105 km (termasuk beberapa pulau) dan memiliki sekitar 69 buah pulau. Wilayah pesisirnya dapat dibagi menjadi 4 wilayah yaitu Pantai Barat sepanjang 210 km, Teluk Semangka sepanjang 200 km, Teluk Lampung dan Selat Sunda sepanjang 160 km, dan Pantai Timur sepanjang 270 km. 

Masing-masing wilayah pantai tersebut mempunyai potensi fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan ekosistem yang berbeda. Potensi yang dapat ditemukan di wilayah pesisir tersebut antara lain hutan mangrove, potensi kelautan (perikanan, rumput laut, terumbu karang), perhubungan, pariwisata, pemukiman penduduk pantai, dan hankam.

Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang mempunyai wilayah pesisir bermangrove. Secara geografis, Kabupaten ini terletak pada 4o35’ LS—4o60’ LS dan 104o45’ BT—105o55’ BT. Secara administratif, Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 23 Kecamatan, dengan jumlah desa pantai 10 (sepuluh) dan meliputi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Labuhan Maringgai dan Pasir Sakti.

Kondisi di wilayah pesisir Lampung Timur dulu pernah mengalami tekanan dan permasalahan. Tekanan-tekanan ini diantaranya adalah : 

  • Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) sekitar pesisir
  • Rendahnya penataan dan penegakan hukum
  • Belum adanya penataan ruang pesisir
  • Semakin dangkalnya kedalaman laut
  • Pencemaran wilayah pesisir
  • Degradasi hutan mangrove yang merupakan green belt di wilayah pesisir, taman nasional, cagar alam laut,
  • Belum optimalnya pengelolaan perikanan
  • Berkurangnya hasil laut
  • Rawan bencana alam
  • Intrusi air laut dan,
  • Infrastruktur jalan.

Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir dengan mangrove terdegradasi agar pendekatan mengatasi ekosistem mangrove yang rusak tidak hanya berdasar pada hubungan sebab akibat, tetapi lebih kepada pendekatan holistik (bio-ekologi, sosial-ekonomi dan penegakan perundangan pengelolaan SDA pesisir).

DESKRIPSI MASALAH DESA KUALA PENET

Sebelumnya saya mau curhar dulu tentang apa yang telah saya dan keluarga saya serta warga lainnya alami. Hal ini bertujuan untuk memulihklan segala sumber daya yang tersimpan di desa kuala penet, dan agar kejadian yang dulu pernah saya alami pada saya kelas 1 sekolah dasar (SD), saya dan keluarga pernah mengalami musibah besar pada saat tinggal dipesisir pantai kuala penet yaitu pada saat musim timur tiba dimana pada musim timur tersebut ombak dan angin laut siklus nya meningkat dan deburan ombak besar setiap hari menghantam belakang rumah saya, dan pada akhirnya meluluhlantakan rumah saya sehingga rata dengan tanah. 

Sebelum deburan ombak besar tersebut yang dapat merobohkan rumah saya, sebelumnya hampir setiap sore saya dan warga desa kuala penet khususnya desa (tanjungan) mengalami rob air laut sampai memasuki rumah. kemudian hari itu tiba yaitu dimana hari yang sangat menyedihkan yaitu robohnya rumah saya dan beberapa rumah warga lainnya.

Setelah kejadian tersebut keluarga saya dan warga lainnya harus tinggal dipenampungan sementara yaitu kami harus tinggal di lapangan dengan keadaan yang serba kekurangnan. Hampir 5 tahun saya dan keluarga tinggal di rumah penampungan tersebut, dimana kamar tidur saya dan kakak saya bersebelahan denngan kandang kambing. Tapi semuanya sudah berahir setelah ada perbaikan pohon mangrove dan benteng-benteng bebatuan dibentangkan dipesisir pantai kuala penet yang bertujuan untuk menghalang ombak dan menanggulangi. 

Alhamdulillah saat ini keluarga saya dan warga lainnya mendapatkan tempat yang lebih layak dari tempat sebelumnya. Saat ini keadaan desa kuala penet dan pesisir pantainya sudah semakin baik dan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang semakmin meninggkat. Hal ini disebabkan karena semakin baiknya sumber daya manusia, pesat dan suksesnya penanaman mangrove, dan pelarangan cara penangkapan ikan yang dapat memperburuk keadaan laut yang dapat membuat lemah ekonomi nelayan kecil.

Namun yang sangat disayangkan pada hal ini adalah penegakan hukum dan pengalokasian hasil ikan yang belum bisa diterapkan dengan baik. Dari sisi penekakan hukum itu sendiri meskipun nelayan besar yang menggunakan jaring PUKAT HARIMAU yang jelas dilarang oleh kementrian republic Indonesia, namun pada kenyataannya hal ini masih saja tetap dilakukan oleh sebagian besar nelayan besar PUKAT HARIMAU (troll) dan terkesan dibiarkan oleh petugas perairan. 

Hal ini jelas sangat merugikan nelayan kecil yang mencari rejeki dengan cara tradisional, akibatnya pendapatan mereka semakin kecil karena habitat ikan semakin hari semakin rusak karena adanya PUKAT HARIMAU tersebut.

Kemudian yang kedua yaitu pengalokasian hasil laut yang belum dapat dikontrol dan diatur dari segi pembuangan hasil laut dan pendapatan hasil laut di TPI (termpat pelelangan ikan). Dimana pada dasarnya seharusnya seluruh hasil laut harus dilakukan pembongkaran dan pendataan di TPI , namun pada kenyataannya hal ini tidak terjadi. Kapal-kapal motor besar mereka membongkar hasil lautnya di pangkalan-pangkalan milik pribadi (tidak di TPI) hal inilah yang mengakibatkan sulitnya pelelangan ikan  resmi terjadi di TPI karena hanya nelayan- nelayan kecil saja yang membongkar hasil laut yang ditangkapnya di TPI seperti nelayan SERO, RAJUNGAN, UDANG, RAMPUS, dll.

Sekarang kami lihat dari infrastruktur jalan, yang mana infrastruktur jalan untuk mendatangi desa kuala penet / pantai kuala penet dinilai masih kurang layak. Alasannya adalah karena jalannan yang rusak, sempit, ugal-ugalan, bertindak semaunya dalam memarkirkan kendaraan (mobil/motor) dan yang lebih parahnya lagi adalah karena pembongkaran hasil pukat harimau itu dilakukan di jalan sehingga air dari ikan asin dan busuk yang dibongkar mengalir di jalan dan membuat daerah kuala penet menjadi berbau busuk dan sangan mengganggu penciuman serta merusak kendaraan-kendaraan yang melintar karena air tersebut bercampur garam yang membuat kendaraan berkarat dan keropos.

Mayoritas mata pencarian penduduknya adalah nelayan. Sebagai Salah satu desa nelayan, Margasari memiliki potensi laut dan nelayan yang besar, untuk dikembangkan. Namun, potensi daerah tersebut tidak terkelola baik oleh pemerintah desa setempat dan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur. Misalnya, tidak terkelolanya desa nelayan tersebut mulai tampak dari tempat pelelangan ikan (TPI) yang tampak tidak terawat dan juga kotor serta minim fasilitas untuyk pendaratan kapal-kapal motor nelayan.

KEINDAHAN PANTAI KUALA PENET

Rasanya sangat tidak adil jika hanya masalah saja yang kami narasikan dalam blog ini.. selanjutnya disini saya akan membahas mengenai keindahan pantai kuala penet serta kelebihan-kelebihannya.

Pantai Kuala Penet, Desa Margasari, Lampung Timur, setiap hari libur selalu dibanjiri pengunjung dari berbagai wilayah, dan yang lebih lagi pada saat ada moment-momen tertentu seperti liburan hari raya, tahun baru, valentine, dan pada saat ulang tahun desa (ruat laut). Saya sebagai warga sli kuala penet sangat bangga dengan objek wisata ini, karena selain untuk menikmati keindahan pantai, dengan datangnya para pengunjung ke pantai kuala penet secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar seperti mereka berjualan makanan, minuman, bahkan penyediaan kapal motor nelayan yang dapat mengantar pengunjung berputar-putar disekitaran pancer laut dan pengunjungpun tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena nelayan sekitar hanya mematok tariff 5000 rupiah untuk anak-anak dan 7000 rupiah untuk orang dewasa. 

Bagi nelayan penyedia perahu tersebut, setiap pergantian tahun baru merupakan rezeki dadakan bagi mereka. Untuk bisa menaiki perahu, pengunjung dikenai tarif yang langsung dibayar saat sedang berjalan.

Sebagian besar pengunjung mereka mengaku berkunjung ke objek wisata tersebut bersama keluarga besar pada liburan sekaligus untuk menghilangkan kepenatan sebagai ibu rumah tangga dan untuk mengabadikan momen-momen berkumpul bersama keluarga besar. Mereka pun berkomentar Objek wisata pantainya, relatif cukup bagus sehingga banyak warga di kawasani Lampung Timur mengunjungi pantai tersebut. Murah meriah itu lah salah satu kelebuhan dari objek wisata pantai kuala penet ini, selain itu, pengunjung juga bisa melihat aktivitas nelayan di pantai ini bahkan pantai kuala penet selalu mereka kunjungi pada saat hari-hari libur panjang.

Next
This is the current newest page
Previous
This is the oldest page

2 komentar

Click here for komentar
ImamMahmud_
admin
28 November 2015 pukul 11.52 ×

Trimakasih atas InfoNya :D

Reply
avatar
28 November 2015 pukul 15.57 ×

Trimakasih. Kunjungi juga websate saya
http://www.lomba.or.id/2015/11/workshop-graphology-2015.html :)

Reply
avatar
Thanks for your comment